Produk Olahan Kunyit, Manisan Kering Berbahan Dasar Kunyit
Hampir setiap orang Indonesia dan India
serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah
ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan
dan kecantikan . kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan
di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai,
dan juga digunakan untuk memberi warna
kuning pada masakan. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan
berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi ( arthritis-
rheumatoid ) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium
deklofenak, piroksikam,
dan fenil butason
dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam
bentuk kapsul. Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan
dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang.
Suplemen makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan
Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin,
Amprotab,
Mg-stearat,
Nepagin
dan Kolidon 90.
Penggunaan : Umbi akar yang berumur lebih dari satu tahun dipakai
sebagai ubat (umbi akar bersifat mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi
bagian perut Khususnya pada lambung
, merangsang, melepaskan lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan
mencegah penggumpalan darah) selain dari itu juga digunakan sebagai bahan dalam
masakan. Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal dan anti kejang serta
mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit dikonsumsi dalam bentuk
perasan yang disebut filtrat,
juga diminum sebagai ekstrak atau diguna sebagai salap untuk mengubati
bengkak.Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan hidung yang tersumbat,
caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya.
Belakangan, semboyan back to nature memang
marak didengungkan, khususnya di dunia kesehatan dan kecantikan. Karena
perkembangan zaman, sering sekali orang melupakan produk-produk tradisional
memiliki banyak manfaat yang lebih aman bagi manusia, salah satunya kunyit.
Kunyit pun memiliki segudang manfaat. Selain untuk bumbu dapur, kunyit juga
mampu digunakan untuk obat tradisional baik menjaga kesehatan maupun kecantikan.
Sejak dahulu, kunyit diyakini
memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan. Kunyit pun identik dengan
kecantikan tubuh. Pasalnya, para putra-putri keraton yang memiliki kulit cerah
dan mulus kerap menggunakan perawatan tradisional yang salah satunya berbahan
dasar kunyit. Di negara-negara seperti India, Cina, Srilanka, kunyit menjadi
komoditi berharga yang dibudidayakan secara serius, karena besarnya permintaan
pasar terhadap kunyit dan tentu menjadi ladang uang yang besar bagi mereka.
Kunyit yang dalam bahasa saintifiknya bernama Curcuma Domestica Val biasa
digunakan oleh masyarakat kita sebagai bumbu dapur untuk memberi warna kuning
pada masakan. Namun dibalik pesona warnanya, kunyit memberikan tawaran jauh
lebih berharga karena khasiat yang dikandungnya. Penduduk Indonesia juga sudah
tidak terlalu asing dengan penggunaan kunyit sebagai obat. Di Indonesia, kunyit
mudah tumbuh hampir diseluruh wilayah, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan,
kepulauan Maluku, dan Irian. Kemampuannya mengobati berbagai jenis penyakit dan
ekspansinya di dunia kecantikan, membuat kunyit semakin dicari. Rempah yang
banyak digandrungi para ibu untuk mewarnai masakannya, kini juga turut
digandrungi para pakar kesehatan dan kecantikan. Meski kunyit sudah dikenal
sejak dulu sebagai campuran jamu yang merupakan warisan nenek moyang, namun
penggunaan kunyit tidak sesemarak saat ini.
Hal ini dilatarbelakangi oleh animo
masyarakat terhadap pengobatan alamiah. Masyarakat mulai menyadari bahwa apapun
yang bersumber dari alam, akan memberi manfaat yang aman. Selaras dengan alam
adalah cara bijak untuk menjalankan kehidupan. Kira-kira begitulah semboyannya.
Saat obat-obat kimia yang dibuat dengan teknologi modern ternyata terbukti
sering memberi efek negatif, industri farmasi mulai mengembalikan peran alam
bagi kesehatan. Cara kerja obat herbal berbeda dengan obat konvensional. Obat
konvensional sifatnya menekan gejala yang muncul, sedangkan obat herbal lebih
bersifat menstimulasi, memberdayakan, dan membangun sistem pertahanan tubuh.
Obat herbal bertumpu pada penyebab dan tidak sekadar menghilangkan gejala yang
muncul, jadi lebih ampuh dan aman. Kunyit merupakan salah satu obat herbal yang
kaya khasiat, baik bagi kesehatan maupun kecantikan. Selain itu, kunyit juga
digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Dalam farmakologi China dan
pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat
menghentikan perdarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan. Hasil
penelitian menunjukkan, tanaman ini bersifat antineoplastic (merusak
pembentukan ribosom pada sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker).
Bagian yang digunakan untuk pengobatan ini adalah rimpang dan daun. Bahkan
hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kunyit juga ampuh untuk
mengusir Virus Avian Influenca atau yang kita kenal dengan virus Flu
Burung. Ada beragam cara penggunaan kunyit bagi kesehatan. Misalnya, untuk
mengobati luka koreng, lebam atau gatal-gatal. Masalah ini dapat diatasi dengan
menggunakan kunyit yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak, lalu dioleskan di
area yang bermasalah.
Dalam artikel berjudul “Kunyit
Antibakteri dan Obat Masa Depan” di Kompas Cyber Media, rubrik Ilmu Pengetahuan
edisi Sabtu, 27 April 2002, telah dijelaskan beberapa komposisi utama penyusun
kunyit yaitu minyak atsiri, furmerol, sineol, zingiberin, borneol, karvon, dan
kurkumin. Ternyata seperti dugaan para ahli sebelumnya, kurkuminlah (senyawa
fenolik alam), yang memiliki potensi dalam pengobatan kanker. Penelitiannya
sendiri melibatkan proses pengujian atau dikenal sebagai ‘screening process ̄ terhadap kurang lebih
3000 jenis senyawa yang diperkirakan aktif menghambat pertumbuhan sel kanker
dan akhirnya diperoleh fakta bahwa senyawa kurkumin memiliki aktivitas
kemopreventif. Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi
rimpang tanaman kunyit (Curcuma longa). Senyawa tersebut memiliki 2
gugus vinilguaiacol yang saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon.
Melihat hasil yang menggembirakan dari
hasil penelitian di atas tentunya kita tidak boleh tinggal diam. Apalagi
Indonesia memiliki variasi tumbuhan kunyit lebih banyak dan merupakan salah
satu penghasil kunyit terbesar di dunia (produksi kurang lebih 12 ton/ha). Jika
sekarang negara-negara penguasa iptek tengah gencar mempatenkan banyak plasma
nutfah yang berasal dari negara-negara tropik semacam Indonesia, maka kini
saatnya kita melakukan tindakan pencegahan. Tentunya dukungan dari pemerintah dan
gairah penelitian khususnya tentang bahan alam sangat besar peranannya dalam
hal ini.
Dari data yang diperoleh, rata-rata
kebutuhan bahan baku kunyit untuk industri kosmetik/ jamu tradisional yang ada
di Indonesia antara 1,5-6 ton/bulan. Tingkat kebutuhan pasar dari tahun ke
tahun semakin meningkat dengan persentase peningkatan 10-25% per tahunnya.
Kebutuhan lebih tinggi pada saat menjelang hari-hari besar/hari raya.
Permintaan kebutuhan industri di atas sebagian besar berasal dari pasokan para
petani. Melihat dari kebutuhan ratarata industri jamu dan kosmetik yang ada di
dalam negeri, suplai dan permintaan terhadap kunyit tidak seimbang, apalagi
memenuhi permintaan pasar luar negeri. Sementara kebutuhan kunyit dunia hingga
saat ini mencapai ratusan ribu ton/tahun. Sebagian kecil dari jumlah tersebut
dipenuhi oleh negara India, Haiti, Srilanka, Cina, dan negara-negara lainnya.
Indonesia kini sudah selayaknya membudidayakan tanaman ini, terutama dengan
sistem monokultur/ tumpang sari sehingga produksi yang dicapai lebih cepat dan
tinggi, agar kebutuhan minimal dalam negeri terpenuhi secara optimal. Walaupun
di daerah Jawa Tengah kini sudah diupayakan system penanaman tersebut, juga
diperhitungkan dari sudut produktivitas dan jalur tata niaganya, namun luas lahan
tanam yang ada belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri yang
mencapai ratusan ribu ton/ha nya.
Indonesia sebenarnya mulai mengekspor
kunyit. Negara yang dituju antara lain Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong,
Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda). Pada tahun
1987, nilai ekspor tanaman kunyit Indonesia menyumbangkan devisa yang besar
bagi negara. Namun pada tahun berikutnya jumlah ekspor tersebut mulai mengalami
penurunan dan sempat terhenti pada tahun 1989. Negara India, Cina, Haiti,
Srilanka, dan Jamaika kini mulai membudidayakan tanaman kunyit secara
besar-besaran dan mereka sudah dapat mengestimasikan produksinya hingga +20
ton/ha. Dari segi jalur tata niaga, kunyit tergolong efisien, karena dari petani
langsung disalurkan ke pedagang pengumpul, lalu ke pabrik/pedagang besar. Maka
harga yang diterima petani mencapai 70% dari harga tingkat pabrik, dimana 30%
merupakan marjin tata niaga yang terdiri atas 12% marjin biaya dan 18%
merupakan marjin keuntungan. Berdasarkan kondisi ini, tata niaga kunyit bisa
ditingkatkan lagi, karena marjin terbesar berada pada keuntungan pedagang.
Peluang agribisnis kunyit di Indonesia dapat dikembangkan. Kenyataan ini
dilandaskan pada tingkat produktivitas, jalur tata niaga, dan kebutuhan kunyit
dari berbagai industri yang membutuhkannya.
Pengolahan kunyit menjadi berbagai
produk yang inovatif dapat menjadi salah satu alternatif atau cara untuk dapat
meningkatkan harga jual kunyit di pasaran. Melalui pengolahan dengan menggunakan
teknologi yang tepat dapat meningkatkan nilai ekonomis kunyit. Selain itu umur
simpan kunyit juga lebih lama dan produk olahan kunyit tersebut menjadi lebih
bermanfaat bagi masyarakat sebagai produk khas atau andalan. Salah satu jenis
pengolahan kunyit yang dimaksud adalah manisan kering kunyit. Produk-produk
olahan dari kunyit tersebut selain memiliki keunggulan kandungan gizi yang
tinggi dari bahan baku juga mudah untuk dibuat oleh masyarakat. Manisan adalah
salah satu bentuk manisan olahan yang memiliki rasa manis yang bercampur dengan
rasa dan aroma bahan baku (buah atau sayuran). Manisan dapat dikelompokan
menjadi manisan kering dan manisan basah. Manisan kering merupakan produk
olahan yang berasal dari buah-buahan umumnya, dimana pemasakannya dengan
menggunakan gula kemudian dikeringkan.
Setelah produk olahan kunyit telah
seperti manisan kering kunyit berhasil diproduksi dan dikemas menarik maka
diperlukan metode untuk memasarkannya agar diperoleh hasil yang memuaskan bagi
masyarakat. Banyak sekali cara yang dapat ditempuh dalam rangka memasarkan
produk diantaranya dengan mempromosikan produk melalui selebaran atau dengan
menitipkan produk ditoko atau warung atau juga dapat membuka stan pada suatu
even atau pameran tertentu dengan tujuan memperkenalkan produk cemilan ini,
Cara baru yang sekarang sedang marak digunakan adalah memasarkan produk dengan
media internet yaitu melalui website, media cetak dan elektronik.
Melihat ketersediaan bahan bakunya yang
begitu banyak, dan adanya piranti-piranti pendukung antara lain alat-alat
produksi maupun dari segi sumber daya manusianya. Selain itu, jenis produk
olahan seperti manisan kering telah banyak dilakukan pada jenis bahan baku yang
berbeda-beda sehingga bias dijadikan bahan rujukan untuk membuat produk manisan
kering dengan bahan baku kunyit.
0 komentar:
Posting Komentar