Pengolahan
teh hijau di Indonesia telah dikenal sejak lama namun dilaksanakan
dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Teh hijau merupakan pucuk
daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi.
Tahapan pengolahan teh hijau yang baik dan benar terdiri dari pelayuan,
penggulungan, pengeringan, dan sortasi kering (Setyawidjaja, 2000).
1. Penyediaan Bahan Baku
Kegiatan penyediaan bahan baku ini meliputi pemetikan, pengangkutan dan penerimaan pucuk.
a. Pemetikan
Pemetikan
adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya
yang masih muda. Pemetikan berfungsi juga sebagai usaha membentuk
kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan
(Setyawidjaja, 2000).
Jenis petikan menurut waktunya ada tiga, yaitu:
-
Petikan jedangan
Petikan jedangan merupakan petikan yang dilakukan sekitar 2-3 bulan setelah tanaman dipangkas.
-
Petikan biasa
Setelah 2-2,5 bulan dilakukan petikan jedangan, maka akan tumbuh tunas tersier dan bentuk tanaman akan rata. Saat itulah dilakukan petikan biasa atau petikan produksi. Giliran petik sebaiknya dilaksanakan antara 10-11 hari dan berlangsung sampai dilakukan pemangkasan berikutnya.
-
Petikan gendesan
Tanaman yang terus-menerus dipetik akan semakin menurun produksinya. Untuk mempertahankannya, maka dilakukan pemangkasan. Jarak pemangkasan ini berjarak 3 tahun setelah pemangkasan pertama. Sebelum diadakan pemangkasan biasanya masih terdapat pucuk-pucuk yang masih bisa dipetik. Pemetikan pucuk-pucuk tersebut disebut pemetikan gendesan (Nazaruddin, 1993).b.
b. Pengangkutan Pucuk
Pengangkutan
pucuk merupakan kegitan mengangkut pucuk dari kebun ke pabrik. Sebelum
melaksanakan proses pengolahan, pucuk teh harus dalam keadaan baik,
artinya keadaannya tidak mengalami perubahan selama pemetikan sampai ke
lokasi pengolahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan teh yang
bermutu tinggi. Oleh karena itu, proses pengangkutan memilki peranan
yang sangat penting (Nazaruddin, 1993).
Menurut Anonymous (1993), hal yang dilakukan untuk mencegah kerusakan daun untuk antara lain:
-
Jangan terlalu menekan daun agar daun tidak terperas.
-
Dalam membongkar daun, jangan menggunakan barang-barang dari besi atau yang tajam agar daun tidak sobek atau patah.
-
Hindari terjadinya penyinaran terik matahari dalam waktu lama, lebih dari 3 jam.
-
Jangan menumpuk daun sebelum dilayukan dalam waktu yang lama (daun segera dilayukan)
c. Penerimaan Pucuk
Pucuk
yang sudah sampai di pabrik harus segera diturunkan dari truk untuk
menghindari kerusakan pucuk, selanjutnya pucuk akan segera ditimbang dan
diangkut ke whitering through untuk dilayukan.
2. Proses Pengolahan Teh Hijau
Untuk
mendapatkan teh hijau dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar
mutu permintaan pasar, diperlukan suatu program pengolahan yang benar,
terarah, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengolahan yang efisien dan
berkesinambungan. Disamping itu, diperlukan bahan baku (pucuk) yang
bermutu tinggi minimal 60% halus (muda) dan kerusakan pucuk serendah
mungkin (5%). Tahapan pengolahan teh hijau terdiri dari pelayuan,
penggulungan, pengeringan, sortasi kering, serta pengemasan.
- Pelayuan
Pelayuan
pada teh hijau bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase
dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur dan
mudah digulung. Proses pelayuan dilakukan sampai pada tahap layu
tertentu, yang sifat pelayuannya berbeda dibanding dengan cara pelayuan
teh lokal.
Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan 80-100oC. Selama proses pelayuan berlangsung dalam rotary panner,
terjadi proses penguapan air baik yang terdapat di permukaan maupun
yang terdapat didalam daun. Uap air yang terjadi harus secepatnya
dikeluarkan dari ruang roll rotary panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh uap asam-asam organik.
- Penggulungan
Penggulungan
pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk mutu secara fisik, karena
selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi gulungan-gulungan
kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini harus segera dilakukan setelah
pucuk layu keluar mesin rotary panner.
Penggulungan
dilakukan satu kali agar tidak terjadi penghancuran daun teh yang
terlalu banyak, yang dapat meningkatkan jumlah bubuk dengan mutu yang
kurang menguntungkan. Lama penggulungan disesuaikan dengan tingkat layu
pucuk, ukuran, tipe mesin penggulung serta mutu pucuk yang diolah. Lama
penggulungan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit dihitung sejak pucuk
layu masuk mesin penggulung (Setyamidjaja, 2000).
- Pengeringan
Pengeringan
pada teh hijau bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk yang
digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan sel yang menempel di permukaan
daun sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki bentuk gulungan
teh jadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap
pengeringan, masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.
Mesin
pengering pertama disebut ECP (Endless Chain Pressure) Dryer. Pada
mesin pengering ini, suhu diatur supaya suhu masuk 130-135oC dan suhu keluar 50-55oC
dengan lama pengeringan 25 menit. Pada pengeringan pertama ini, jumlah
air yang diuapkan mencapai 50% dari bobot pucuk, sehingga hasilnya baru
setengah kering dengan tingkat kekeringan 30-35%.
Pada pengeringan tahap kedua digunakan mesin pengering Rotary Dryer tipe Repeat Rool. Maksud
pengeringan kedua adalah untuk menurunkan kadar air sampai 3-4% serta
memperbaiki bentuk gulung teh keringnya. Pengeringan dalam rotary dryer
menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama
pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk
memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan
putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas
per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin itu. Rotary dryer
yang rollnya berdiameter 70 cm, mempunyai kapasitas pengeringan sebesar
40-50 kg teh kering, dan untuk roll yang berdiameter 100 cm
kapasitasnya 60-70 kg teh kering (Setyamidjaja, 2000).
- Sortasi Kering
Teh
yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau masih
bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih
mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang sangat berpengaruh
terhadap mutu teh nantinya. Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran
atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh
yang saragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin
(Nazaridin dan Paimin, 1993).
Sortasi
kering bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk atau
mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk ukuran yang spesifik
sesuai dengan standar teh hijau. Pada prinsipnya, sortasi kering teh
hijau adalah :
-
memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu ekspor,
-
memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade), kemudian memisahkannya dari tulang-tulang daunnya,
-
melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki,
-
setelah hasil sortasi teh hijau terkumpul menjadi beberapa jenis dilakukan polishing dengan menggunakan mesin polisher,
-
hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu yang ada (Setyamidjaja, 2000).
- Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan
dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan
belum bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh
yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa
terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum
(Nazaruddin, 1993).
Pengemasan
teh hijau dilakukan dengan bahan pembungkus kantong kertas yang
didalamnya dilapisi aluminium foil. Untuk memasarkannya teh hijau biasa
dikemas dalam kantong kertas atau kantong plastik dengan ukuran kemasan
bervariasi (Setyamidjaja, 2000). Menurut Bambang (1994), tujuan
pengemasan teh adalah:
-
Melindungi produk dari kerusakan.
-
Memudahkan transportasi.
-
Efisien dalam penyimpanan di gudang.
-
Dapat di gunakan sebagai alat promosi.
0 komentar:
Posting Komentar