1. Persyaratan Tumbuh
a. Tanah
Jahe menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus dengan drainase yang baik. Berbagai jenis tanah cocok untuk tanaman jahe bila kaya akan humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Sedangkan keasaman tanah (pH) sekitar 4,3 - 7,4.
b. Iklim
Tanaman jahe pada umumnya tumbuh di daerah beriklim panas (tropis) sampai sedang dan lembab dengan ketinggian tempat 0 - 1500 m dari permukaan laut.
Curah hujan yang dikehendaki jahe berjisar antara 2.500 - 4.000 mm pertahun dengan suhu rata-rata harian 21 - 30oC. Tanaman jahe menyukai cahaya matahari, terutama pada umur 2,5 - 7 bulan yang disebut fase pertumbuhan dan pembentukan rumpun.
2. Bahan Tanaman
Tanaman jahe bisa diperbanyak dengan menggunakan potongan rimpang/stek rimpang. Bibit jahe yang baik hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Varietas/klon yang jelas.
Jahe yang dikembangkan di Kecamatan Pringgasela saat ini adalah jahe emprit.
- Cukup umur (berasal dari tanaman tua dimana batang semunya terlihat mulai kuning, mengkilap, bernas, kulit licin dan keras, berumur 12 bulan)
- Bebas dari hama dan penyakit.
- Ukuran bersyarat (panjang potongan rimpang sekitar 3 - 7 cm, mempunyai 2 - 3 mata tunas dengan bobot 20 - 40 gram).
- Telah melalui proses/perlakuan tertentu sebelum digunakan.
Setelah bibit dipilih, kemudiandisimpan di tempat yang teduh dan tidak terkena cahaya matahari serta dihamparkan setipis mungkin. Kebutuhan bibit berkisar antara1 - 3 ton rimpang segar per hektar dan ini tergantung pada jenis jenis.
Tanaman jahe bisa diperbanyak dengan menggunakan potongan rimpang/stek rimpang. Bibit jahe yang baik hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Varietas/klon yang jelas.
Jahe yang dikembangkan di Kecamatan Pringgasela saat ini adalah jahe emprit.
- Cukup umur (berasal dari tanaman tua dimana batang semunya terlihat mulai kuning, mengkilap, bernas, kulit licin dan keras, berumur 12 bulan)
- Bebas dari hama dan penyakit.
- Ukuran bersyarat (panjang potongan rimpang sekitar 3 - 7 cm, mempunyai 2 - 3 mata tunas dengan bobot 20 - 40 gram).
- Telah melalui proses/perlakuan tertentu sebelum digunakan.
Setelah bibit dipilih, kemudiandisimpan di tempat yang teduh dan tidak terkena cahaya matahari serta dihamparkan setipis mungkin. Kebutuhan bibit berkisar antara1 - 3 ton rimpang segar per hektar dan ini tergantung pada jenis jenis.
3. Persiapan Tanam
Sebelum bibit jahe ditanam, lahan pertanaman perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Pengolahan tanahnya tergantung dari jenis dan keadaan tanahnya. Tanah dibajak menggunakan hand traktor dengan kedalaman 30 cm. Kemudian dibuat bedengan agar bibit jahe tidak tergenang air. Lebar bedengan antara 60 - 120 cm dengan tinggi 25 - 30 cm dan jarak antar bedengan 30 - 50 cm.
Sebelum bibit jahe ditanam, lahan pertanaman perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Pengolahan tanahnya tergantung dari jenis dan keadaan tanahnya. Tanah dibajak menggunakan hand traktor dengan kedalaman 30 cm. Kemudian dibuat bedengan agar bibit jahe tidak tergenang air. Lebar bedengan antara 60 - 120 cm dengan tinggi 25 - 30 cm dan jarak antar bedengan 30 - 50 cm.
4. Penanaman
a. Saat Tanam dan Pengajiran
Penanaman jahe sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan. Sebelum bertanam dilakukan pengajiran untuk meletakkan titik tanda dimana akan dilakukan penugalan. Penentuan baris tanaman dilakukan dengan rentangan seutas tali yang telah ditentukan jarak-jaraknya. Jarak tanam jahe monokultur 25 - 30 cm dalam barisan dan 45 - 60 cm antar barisan.
b. Penunasan
Sebelum ditanam, ibit jahe sebaiknya ditunaskan terlebih dahulu yaitu dengan menyimpang rimpang pada tempat yag lembab selama 2 - 4 minggu dan disiram setiap hari. Setelah mulai bertunas, rimpang dipotong-potong sesuai ukurannya. Bekas potongan ditutup dengan abu dapur yang dicampur fungisida Benlate.
c. Lubang Tanam
Setelah pengajiran tahap berikutnya adalah pembuatan lubang-lubang kecilatau alur-alur sedalam 3 - 7,5 cm. Rimpang bibit diletakkan secara rebah ke dalam lubang tanam, kemudian ditutup tanah atau pupuk organik.
d. Untuk menghindari rimpang dari sengatan matahari dan menjaga tanah senantiasa lembab, bedengan ditutup dengan mulsa berupa alang-alang kering, rerumputan, jerami, ampas tebu, daun kacang-kacangan, dan sebagainya. Kebutuhan mulsa satu hektar sekitar 10 - 12 ton.
a. Saat Tanam dan Pengajiran
Penanaman jahe sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan. Sebelum bertanam dilakukan pengajiran untuk meletakkan titik tanda dimana akan dilakukan penugalan. Penentuan baris tanaman dilakukan dengan rentangan seutas tali yang telah ditentukan jarak-jaraknya. Jarak tanam jahe monokultur 25 - 30 cm dalam barisan dan 45 - 60 cm antar barisan.
b. Penunasan
Sebelum ditanam, ibit jahe sebaiknya ditunaskan terlebih dahulu yaitu dengan menyimpang rimpang pada tempat yag lembab selama 2 - 4 minggu dan disiram setiap hari. Setelah mulai bertunas, rimpang dipotong-potong sesuai ukurannya. Bekas potongan ditutup dengan abu dapur yang dicampur fungisida Benlate.
c. Lubang Tanam
Setelah pengajiran tahap berikutnya adalah pembuatan lubang-lubang kecilatau alur-alur sedalam 3 - 7,5 cm. Rimpang bibit diletakkan secara rebah ke dalam lubang tanam, kemudian ditutup tanah atau pupuk organik.
d. Untuk menghindari rimpang dari sengatan matahari dan menjaga tanah senantiasa lembab, bedengan ditutup dengan mulsa berupa alang-alang kering, rerumputan, jerami, ampas tebu, daun kacang-kacangan, dan sebagainya. Kebutuhan mulsa satu hektar sekitar 10 - 12 ton.
5. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Setelah tanam sekitar 2 - 3 minggu, sebaiknya dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh agar populasi tanaman tetap dan pertumbuhannya tidak tertinggal.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah membuang gulma yang tumbuh pada pertanaman jahe agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari.
Adapun jenis gulma pengganggu yang sering tumbuh adalah alang-alang, rumput teki, bawang-bawangan dan rumput liar lainnya.
Penyiangan pertama biasanya dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2 - 4 minggu, kemudian dilanjutkan 3 - 6 minggu sekali tergantung kondisi gulma yang tumbuh.
Penyiangan berikutnya dilakukan bila gulma telah tumbuh lagi dan mengganggu tanaman jahe. Penyiangan dihentikan bila tunas muda tidak tumbuh lagi.
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan agar daerah perakaran jahe menjadi gembur sehingga rimpang jahe dapat tumbuh dengan baik. Bila tanaman jahe masih muda, cara pembumbunannya dengan mencangkul tipis sekeliling rumpun pada jarak 20 - 30 cm.
Pembumbunan dilakukan agar rimpang selalu tertutup dengan tanah.
d. Perebahan Batang
Setiap empat bulan dilakukan perebahan batang jahe dengan menggunakan kayu atau babmu panjang, diikuti dengan pembumbunan. Tujuan perebahan adalah untuk merangsang tumbuhnya tunas baru dan terbentunya rimpang baru sehingga perlu diikuti dengan pembumbunan.
e. Pemupukan
Pertanian organik tidak menggunakan bahan kimia, termasuk pupuk buatan dan obat-obatan. Pemupukan secara organik adalam pemupukan dengan menggunakan kompos organik yang telah melalui proses pengkomposan dengan menggunakan bahan-bahan pengurai seperti EM-4, Stardec dan lain sebagainya. Kebutuhan pupuk organik per hektar 5 - 60 ton.
Adapun cara untuk menghemat pemakaian pupuk organik adalah dengan melakukan pengisian pada tiap-tiap lubang tanam di awal pertanaman sebanyak segenggam atau 0,5 kg per lubang tanam.
Kebutuhan dan saat pemupukan jahe per hektar
No Jenis Pupuk Total Ke- Butuhan (Kw) Waktu Pemberian
Sebelum Tanam (kw) Saat Tanam (Kw) 40-60 hari (Kw) 3 bulan (Kw)
a. Penyulaman
Setelah tanam sekitar 2 - 3 minggu, sebaiknya dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh agar populasi tanaman tetap dan pertumbuhannya tidak tertinggal.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah membuang gulma yang tumbuh pada pertanaman jahe agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari.
Adapun jenis gulma pengganggu yang sering tumbuh adalah alang-alang, rumput teki, bawang-bawangan dan rumput liar lainnya.
Penyiangan pertama biasanya dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2 - 4 minggu, kemudian dilanjutkan 3 - 6 minggu sekali tergantung kondisi gulma yang tumbuh.
Penyiangan berikutnya dilakukan bila gulma telah tumbuh lagi dan mengganggu tanaman jahe. Penyiangan dihentikan bila tunas muda tidak tumbuh lagi.
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan agar daerah perakaran jahe menjadi gembur sehingga rimpang jahe dapat tumbuh dengan baik. Bila tanaman jahe masih muda, cara pembumbunannya dengan mencangkul tipis sekeliling rumpun pada jarak 20 - 30 cm.
Pembumbunan dilakukan agar rimpang selalu tertutup dengan tanah.
d. Perebahan Batang
Setiap empat bulan dilakukan perebahan batang jahe dengan menggunakan kayu atau babmu panjang, diikuti dengan pembumbunan. Tujuan perebahan adalah untuk merangsang tumbuhnya tunas baru dan terbentunya rimpang baru sehingga perlu diikuti dengan pembumbunan.
e. Pemupukan
Pertanian organik tidak menggunakan bahan kimia, termasuk pupuk buatan dan obat-obatan. Pemupukan secara organik adalam pemupukan dengan menggunakan kompos organik yang telah melalui proses pengkomposan dengan menggunakan bahan-bahan pengurai seperti EM-4, Stardec dan lain sebagainya. Kebutuhan pupuk organik per hektar 5 - 60 ton.
Adapun cara untuk menghemat pemakaian pupuk organik adalah dengan melakukan pengisian pada tiap-tiap lubang tanam di awal pertanaman sebanyak segenggam atau 0,5 kg per lubang tanam.
Kebutuhan dan saat pemupukan jahe per hektar
No Jenis Pupuk Total Ke- Butuhan (Kw) Waktu Pemberian
Sebelum Tanam (kw) Saat Tanam (Kw) 40-60 hari (Kw) 3 bulan (Kw)
No
|
Jenis
Pupuk |
Total
Ke- Butuhan (Kw) |
Waktu
Pemberian |
|||
Sebelum
Tanam (kw) |
Saat
Tanam (Kw) |
40-60
hari (Kw) |
3
bulan (Kw) |
|||
1
2
3
4
|
Organik
Urea
TSP
KCl
|
150
– 250
1,3
– 2
2
1,2
– 2 |
150
– 250
-
-
-
|
-
-
2
0,6
– 1 |
-
0,65
– 1
-
0,6
- 1 |
-
0,65
– 1
-
-
|
Sumber : Jahe, Ir. Hieronimus Budi Santosa, Kanisius, 1989.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama
Hama yang sering dijumpai pada tanaman jahe adalah :
• Kumbang
• Ulat penggerek akar, aham ini menyerang akar tanaman jahe dan menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati
• Kepik, hama ini biasanya menyerang daun tanaman dan menyebabkan daun menjadi berlubang.
- Penyakit
Penyakit yang sering dijumpai pada tanaman jahe adalah :
• Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini menyebar melalui bekas luka dan menyebabkan busuk, tanaman yang terserang daun bagian bawah berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian dengan penggunaan bibit yang baik dan sehat, pengaturan pola tanam, dan penggunaan fungisida yang dianjurkan.
• Penyakit layu bakteri
Gejala penyakit ini adalah helaian daun bagian bawah mula-mula melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Penyakit ini menyerang pada umur 3 - 4 bulan pada suhu udara dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian dengan kultur teknis dan penggunaan fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
• Penyakit Bercak daun
Penyakit ini dapat menular melalui angin dengan masuk melalui daun luka atau tidak luka. Gejala serangan terdapat bercak-bercak berukuran 3-5 mm berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik berwarna hitam sedangkan pinggirannya busuh basah.
Pengendalian dengan kultur teknis dan penggunaan fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
- Hama
Hama yang sering dijumpai pada tanaman jahe adalah :
• Kumbang
• Ulat penggerek akar, aham ini menyerang akar tanaman jahe dan menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati
• Kepik, hama ini biasanya menyerang daun tanaman dan menyebabkan daun menjadi berlubang.
- Penyakit
Penyakit yang sering dijumpai pada tanaman jahe adalah :
• Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini menyebar melalui bekas luka dan menyebabkan busuk, tanaman yang terserang daun bagian bawah berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian dengan penggunaan bibit yang baik dan sehat, pengaturan pola tanam, dan penggunaan fungisida yang dianjurkan.
• Penyakit layu bakteri
Gejala penyakit ini adalah helaian daun bagian bawah mula-mula melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Penyakit ini menyerang pada umur 3 - 4 bulan pada suhu udara dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian dengan kultur teknis dan penggunaan fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
• Penyakit Bercak daun
Penyakit ini dapat menular melalui angin dengan masuk melalui daun luka atau tidak luka. Gejala serangan terdapat bercak-bercak berukuran 3-5 mm berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik berwarna hitam sedangkan pinggirannya busuh basah.
Pengendalian dengan kultur teknis dan penggunaan fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
6. Panen
Waktu panen jahe yang baik adalah ketika musim kamarau. Umur tanaman jahe saat panen sudah genap 12 bulan agar didapatkan aroma rasa jahe yang khas.
Cara panen yang baik yaitu tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan cangkul dan diusahakan rimpang jahe tidak terluka. Selanjutnya jahe dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya. Lalu kering anginkan di tempat teduh. (Muhamad Ijrun, SP./BP3K Kecamatan Pringgasela.
Gambar - gambar Jehe Emprit:
Waktu panen jahe yang baik adalah ketika musim kamarau. Umur tanaman jahe saat panen sudah genap 12 bulan agar didapatkan aroma rasa jahe yang khas.
Cara panen yang baik yaitu tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan cangkul dan diusahakan rimpang jahe tidak terluka. Selanjutnya jahe dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya. Lalu kering anginkan di tempat teduh. (Muhamad Ijrun, SP./BP3K Kecamatan Pringgasela.
Gambar - gambar Jehe Emprit:
0 komentar:
Posting Komentar